Senin, 10 Januari 2011

Permainan Yang Mendidik Anak


 Bermain merupakan dunianya anak-anak. Isi dunianya dengan permainan edukatif yang dapat mendidiknya menjadi anak yang cerdas. Dengan bermain anak dapat mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, komuniskasi, sosial dan emosionalnya. Anak akan menemukan pembelajaran dan hal-hal yang baru dalam kehidupannya. Bantu anak dengan permainan yang tepat sehingga dapat berguna untuk perkembangannya. Permainan yang dilakukan tidak harus dengan menggunakan permainan yang dibeli tapi dapat juga dengan kretifitas orang tua.

Berikut beberapa contoh permainan yang dapat merangsang kecerdasan anak :

1. Ajak anak bernyanyi. Ajarkan lagu-lagu yang berisikan pelajaran, seperti mengenalkan huruf dengan lagu, menyanyikan lagu sambil menyebutkan bagian-bagian dari tubuh, mengenalkan kosa kata bahasa inggris dengan lagu dan masih banyak lagi sesuai dengan usianya. Lakukan dengan gembira sambil bergoyang.
2. Ajak anak bermain air dengan berbagai benda. Ajarkan anak konsep mengapung dan tenggelam. Masukkan air dalam berbagai bentuk cangkir untuk mengajarkan konsep ruang.
3. Berikan alat-alat tulis kepada anak, seperti pensil, kertas dan crayon atau papan tulis dan spidol. Ajaklah anak menggambar. Biarkan anak mencoba kreatifitasnya, jangan mencela dan memprotesnya. Biarkan ia mengembangkan imajinasinya. Tanyakan apa yang ia gambarkan. Ajak anak menggambar berbagai bentuk dan menghubungkan titik-titik dengan menuntun gerakan tangannya.
4. Siapkan berbagai benda dengan berbagai warna dan bentuk. Ajak anak mengelompokkan benda berdasarkan warna atau bentuknya.
5. Buatlah berbagai bentuk ruang dengan menggunakan karton dan gunting, seperti segitiga, segi empat dan lainnya. Ajak anak bersama-sama untuk mengenalkan berbagai bentuk ruang.
6. Ajak anak bermain dengan adonan tepung dan air. Biarkan ia menguleninya dan membuatnya dalam berbagai bentuk sesuai dengan kreasinya.
7. Ajak anak bermain dengan permainan yang dapat melatih koordinasi tangan dan mata sperti puzzle, menyusun balok dan mainan lain yang dapat dipasang dan disusun kedalam berbagai bentuk.
8. Bermain jadi penjual dan pembeli dengan menggunakan uang mainan dapat mengajarkan anak dalam mengenal jumlah dan dalam hal komunikasi.
9. Ajak anak bermain lempar dan tendang bola untuk melatih gerakan tangan dan kakinya.
10. Bermain lombat kedalam lingkaran sambil berhitung dapat melatih anak dalam hal fisik dan belajar berhitung.
Masih banyak permainan lain yang dapat diberikan orang tua kepada anak untuk menghasilkan anak yang cerdas. Dan tentu saja kreatifitas orang tua dibutuhkan dalam membantu anak memainkan permainan yang berguna bagi perkembangan kecerdasannya. 

sponsored by info modem

Menanamkan Minat Baca Pada Anak


 "Buku adalah jendela dunia". Hal ini menggambarkan pentingnya membaca untuk menambah wawasan kita, tetapi tidak jarang kita jumpai orang yang tidak suka membaca. Hal ini bukanlah hal yang tidak dapat dicegah, karena orangtua dapat membangkitkan minat baca anak dengan cara membacakan cerita.
Bahkan, kegiatan ini merupakan hal terbaik yang dapat diberikan orangtua kepada anak. Ungkapan ini tidak berlebihan, karena 90 persen kualitas otak anak dipengaruhi saat anak berusia nol sampai 3 tahun, sehingga periode ini disebut dengan periode emas. Maka, orangtua hendaknya membantu anak semaksimal mungkin pada periode ini agar perkembangan intelektual dan emosional maksimal. Salah satu hal yang dapat dilakukan orangtua adalah dengan membacakan cerita sejak dini untuk anak, bahkan sejak dalam kandungan karena ada banyak manfaat yanng bisa diperoleh dengan melakukannya. 


Membaca adalah kemampuan yang terpenting bagi seseorang, karena dapat membuka wawasan terhadap banyak pengetahuan. Jutaan anak yang menghabiskan waktu di depan televisi ataupun video game sering gagal untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka. Sehingga mereka gagal mempelajari banyak hal yang berharga. Hasil penelitian menunjukkan banyak pelajar SMA bahkan perguruan tinggi yang tidak sanggup membaca pada tingkat paling dasar agar sukses dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Penelitian menunjukkan bahwa keterampilan membaca harus mulai dikuasai seorang anak sejak dini. Mengajar anak untuk membaca adalah tugas utama yang penting.

Banyak orang tua berpikir bahwa pendidikan anak dimulai ketika anak mereka masuk sekolah setidaknya pada saat anak mereka masuk play group dan taman kanak-kanak. Namun fakta menunjutkkan bahwa sesaat setelah bayi lahir, otak bayi mulai berfungsi penuh dan siap menyerap semua informasi untuk digunakan kemudian oleh bayi tersebut. Karena itu, mulailah proses pengajaran sejak kelahiran. Buanglah pemikiran bahwa pengajaran dan pendidikan hanya bisa dilakukan oleh guru di sekolah atau mereka yang ahli dalam bidang pendidikan formal. Penelitian yang mendalam tentang hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan dan keahlian seorang anak dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan, seperti belajar berbicara dan belajar membaca, bergantung pada banyaknya interaksi mula-mula secara alamiah antara bayi dan orang tuanya, serta kemampuan orang tua untuk membantunya mulai belajar secara mandiri.

Orang tua berperan aktif untuk membantu anak mereka yang masih kecil untuk menguasai kemampuan membaca agar terhindar dari masalah di kemudian hari dalam pendidikan di sekolah. Hal ini bisa dimulai dengan cara sederhana dan membuatnya sebagai bagian dari rutinitas dalam kehidupan seorang anak. Dengan demikian dia dapat menguasai kemampuan membaca bahkan sebelum memasuki sekolah.

Kapan Mulai Mengajar Membaca?

Saat yang paling tepat untuk memulai adalah sedini mungkin. Saat bayi lahir, cobalah mulai berbicara kepada bayi Anda. Ingatlah bahwa ia sedang belajar suatu "bahasa asing" sehingga membutuhkan semua bantuan yang dapat Anda berikan. Kata-kata penuh kasih sayang serta semua komunikasi lisan tidak hanya meyakinkan rasa sayang Anda kepada sang bayi, namun juga secara tetap tentu memperkenalkan kepadanya bahasa asing yang sedang ia pelajari.

Pada proses pertama, sang bayi hanya akan mempelajari dari suara saja dan ini bisa berlangsung sejak kandungan. Kemudian ketika ia mulai bisa melihat lingkungan sekelilingnya, Anda dapat menggunakan alat bantu visual misalnya mainan yang dapat membuatnya belajar sekaligus bisa bermain. Namun yang terbaik, Anda dapat menggunakan alat bantu yang membantunya belajar membaca sekaligus membuatnya terhibur.

Cara Mengajar Membaca untuk Anak sejak Dini

Mulailah dengan menunjukkan satu atau dua huruf yang berwarna cerah. Perangkat seperti ini banyak tersedia di toko mainan anak. Gunakan huruf-huruf ini sebagai mainan bagi sang bayi, namun Anda dapat sedikit menekankan kepada sang bayi dengan menyebutkan nama huruf tersebut kepadanya setiap kali ia mengamati huruf tersebut. Tambahlah satu huruf secara per lahan seraya ia semakin bertumbuh. Seraya waktu berjalan, ia akan mulai dapat mengidentifikasi banyak huruf meski belum mampu mengucapkannya.

Tiga Langkah Pertama Membaca


1. Perkenalkan dan sebutkan setiap huruf pada bayi Anda

2. Sebut nama huruf-huruf dengan urutan kiri ke kanan

3. Bantulah ia mengerti bahwa huruf tercetak menggambarkan suara yang diucapkan
Setelah sang anak mengetahui semua huruf, maka tahap selanjutnya adalah memperkenalkan huruf-huruf tersebut pada urutan yang tepat. Di Indonesia kebiasaan membaca adalah dari kiri ke kanan. Maka susunlah huruf-huruf tersebut dari kiri ke kanan. Ketika ia sudah mulai berbicara, mintalah ia menyebutkan huruf-huruf tersebut dengan urutan dari kiri ke kanan.

Setelah seorang anak mengenali semua huruf, mulailah dengan mulai mengajarkan mengenal kata. Salah satu cara terbaik adalah dengan memperkenalkan namanya. Misalnya dengan menyusun huruf-huruf yang membentuk namanya. Lalu orang tua mengucapkan susunan huruf-huruf tersebut serta namanya. Ketika ia mulai lancar mengucapkan namanya, tambahkan kata lain yang mudah dimengerti seperti papa, mama, atau kata lainnya. Lakukan semua hal tersebut dalam kondisi santai dan juga dalam suasana bermain.

Selain itu, Anda juga dapat membacakan sebuah cerita dalam buku yang memiliki gambar dengan warna yang cerah. Sang anak akan lebih terbiasa membaca jika Anda sering membacakan buku yang menarik kepada anak Anda yang masih kecil. Dengan demikian ia akan semakin mengerti bahwa huruf-huruf tersusun menjadi kata yang memiliki ucapan dan arti tersendiri.

Agar kegiatan ini tidak membosankan, hendaknya saat membacakan cerita dilakukan dengan seekspresif mungkin. Gunakan intonasi suara sesuai karakter tokoh yang ada. Anda juga dapat menggunakan bahasa tubuh yang sesuai aatau melakukan efek drama seperti tertawa, berbisik, menjerit atau merengek untuk membuat anak berimajinasi.

Karena selera anak bisa berbeda, maka bila Anda hendak membeli sebuah buku, libatkan anak untuk memilih buku yang disukainya. Ini tentu dapat dilakukan ketika anak Anda sudah mengerti dan cukup umur untuk menentukan pilihannya. Selanjutnya, tugas Anda sebagai orangtua adalah menyeleksi buku yang dipilih anak apakah sesuai dengan usianya.

Waktu yang paling baik untuk membacakan buku adalah saat anak menjelang tidur. Sisihkan 15 menit sampai 20 menit untuk mebacakannya karena pada saat inilah daya ingat anak semakin kuat.

Manfaat Membacakan Cerita untuk Anak

Karena itu, bagaimana cara mengajarkan anak agar berminat untuk membaca? Caranya adalah dengan membacakan cerita sejak mereka lahir bahkan semenjak di kandungan. Beberapa manfaat membacakan cerita untuk anak antara lain:
  • Menanamkan kecintaan anak untuk membaca buku.

    Dengan gemar membaca buku tentu akan menambah pengetahuan anak dan dapat menjadikannya manusia yang berkualitas di masa depan.
  • Membuat anak menjadi lebih tenang dan nyaman.

    Karena suara orangtua sudah biasa didengar sejak dalam kandungan, maka ketika mendengar suara Anda setelah anak lahir membuatnya merasa tidak sendirian, sehingga anak merasa lebih nyaman.
  • Membantu anak mengenal kata dan kalimat.

    Ketika orangtua membacakan cerita, anak akan mendengar kata yang Anda ucapkan. Hal ini akan menambah perbendaharaan kata yang dimilikinya, membantunya mengenal arti kata dan kalimat. Anda juga dapat menerangkan arti suatu kata yang kelihatannya asing atau belum diketahui artinya.
  • Menyampaikan pesan moral untuk anak.

    Buku-buku yang dikhususkan untuk anak, biasanya berisi pesan moral yang hendak disampaikan sehingga dapat menjadi media untuk memberitahu anak apa hal baik dan buruk yang boleh atau tidak boleh dilakukan.
  • Meningkatkan hubungan emosional orangtua dan anak.

    Membacakan cerita dapat membuat anak merasa diperhatikan. Anda juga dapat membacakan cerita dengan memeluk atau bersentuhan secara fisik sehingga anak merasa disayangi.
spnsored by info modem

Meningkatkan Kreativitas Anak






Tahukah Anda Bagaimana merangsang dan meningkatkan kreativitas anak ?   

Pertanyaan yang sering timbul dan di tanyakan oleh orang tua adalah “Bagaimana merangsang dan meningkatkan kreativitas anak”.  Sebagai orang tua yang peduli terhadap tumbuh kembang anak, tentu menginginkan untuk memiliki anak yang creative dan cerdas.  Kreativitas sebenarnya sudah dimulai sejak bayi.
Seorang professor bidang ilmu pendidikan di Amerika Serikat, yang bernama  Dr. E. Paul Torrance, mengatakan bahwa semua anak belajar melalui cara “Trial and Error”. Contoh yang paling sederhana adalah ketika anak sedang belajar untuk berjalan, berapa kali anak akan gagal dan terus mencoba dan gagal lagi, hingga akhirnya bisa berjalan. Sebenarnya disini peran orang tua penting untuk membantu. Banyak proses seperti diatas yang tidak disadari oleh orang tua untuk memberikan motivasi aktif kepada anak. Dari contoh di atas sudah jelas bahwa kreativitas sebenarnya sudah di dimulai sejak bayi.
Ada 2 hal yang harus diketahui oleh orang tua, yaitu :
  1. Semua anak kecil memiliki kreativitas
  2. Kreativitas dapat ditingkatkan melalui rangsangan, kesempatan dan latihan yang berkesinambungan

Karena kreativitas ini sudah dimulai sejak bayi, berarti mendidik dan melatih kreativitas anak dapat dimulai dari lingkungan yang paling dekat yaitu keluarga dalam hal ini ayah dan ibu.
Menurut Dr. E. Paul Torrace kembali, kreativitas pada anak mulai meningkat pada saat berusia 3 tahun, dan mencapai puncaknya pada usia sekitar  5 tahun. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua untuk meningkatkan kreativitas anak adalah sebagai berikut :
  1. Tentukan media yang dapat merangsang kreativitas anak, contoh nya adalah melipat, menempel.
  2. Biarkan anak bebas melakukan apa yang di yakini atau di sukainya. Menurut Dr. Dale Grubb, orang tua yang terlalu “mengajari”  dalam berbagai hal kepada anak membuat anak kurang kreatif, berbeda dengan anak yang diberikan kebebasan oleh orang tuanya untuk belajar, dimana anak tersebut akan lebih kreatif.  Menurut Dr. Dale Grubb, orang tua harus menghargai kreativitas anak apapun dan  bagaimana pun yang dilakukan oleh anak, sehingga anak dapat berkreasi sendiri dengan gaya nya.
  3. Beri solusi kepada anak, ketika anak tidak dapat memecahkan masalah, sehingga anak dapat berpikir dengan cara yang berbeda.
Jadi sekarang, jika ingin anak Anda tambah kreatif dan menjadi anak yang dapat memecahkan masalah dalam hidupnya, cobalah untuk terus memberikan pengawasan dan melatih anak untuk terus berkreatif kapanpun dan dimanapun. Jika anak menikmati permainan dengan kreativitas yang dimilikinya, maka anak bisa memecahkan masalah yang dihadapinya dengan mudah.                                                                 
                                                                                
Meningkatkan Kepercayaan diri



Dalam masa anak-anak, bermain merupakan sesuatu yang bermain merupakan sesuatu yang setiap hari dilakukan, namun ketika sudah menginjak remaja dan dewasa, bermain bukanlah sesuatu yang dilakukan setiap hari, banyak hal-hal yang membuat anak remaja tidak memiliki waktu untuk bermain lagi, karena kesibukan dan kepadatan aktivitas baik di sekolah maupun di rumah.
Menurut Psikolog Harvard Jerome Kagan, dia mengidentifikasikan ada 3 cara yang bisa digunakan untuk memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak, Yaitu :
  1. Interaksi Langsung
  2. Indentifikasi Emosi
  3. Cerita-cerita keluarga
Di usia remaja, anak sudah memiliki keputusan, dengan siapa mereka  berteman dan dengan siapa mereka pergi.  Bagi sebagian remaja berjalan bersama orang tua sudah tidak lagi menyenangkan, dan merasa malu jika berjalan bersama-sama.  Di usia ini anak-anak remaja sebenarnya ingin berinteraksi langsung yaitu : ingin di terima oleh lingkungannya, ingin menjadi pusat perhatian bagi lingkungan dan teman-temannya.

sponsored by info modem